Rabu, 28 Desember 2011

Tari Oleg Tamulilingan


tari Oleg tamulilinga
Oleg dapat berarti gerakan yang lemah gemulai, sedangkan tambulilingan berarti kumbang pengisap madu bunga. Tari Oleg Tambulilingan melukiskan gerak-gerik seekor kumbang, yang sedang bermain-main dan bermesra-mesraan dengan sekuntum bunga di sebuah taman.

Tarian ini sangat indah.diciptakan oleh : I Ketut Mario (1952)

Tari Jauk



Tari Jauk dibedakan menjadi dua yaitu:


1. Jauk keras, seperti namanya, gerakannya pun lebih bringas. dimana gerakannya lebih energik dan gambelan gongnya pun cepat. biasanya mempunyai standar gerakan sendiri. Topeng yang di pakai adalah topeng yang berwarna merah, dimana menggambarkan keberingasan sang Raksasa.
Topeng yang dipakai seperti ini. jadi merah, ada kumis dan mata melotot tajam. menggambarkan kebringasan.


2. Jauk Manis, jauk ini seperti namanya, mempunyai gerakan yang lebih berwibawa. aslinya jauk manis ini pakaiannya sama dengan jauk keras tapi bedanya ada di topengnya dimana topengnya berwarna putih dan kelihatan lebih berwibawa.
Karena jauk Manis ini jauh lebih fleksibel dari jauk keras, para seniman tari di Bali akhirnya mengimprovisasi dan membentuk tarian jauk yang berbeda. misalnya Topeng tua, tari ini termasuk tari topeng jauk. dimana menggambarkan orang tua. jadi gerakannya pun mirip seperti orang tua. itulah keunggulan jauk manis yaitu topengnya lebih lembut dari jauk keras.

Selasa, 27 Desember 2011

Seni Tari dan Drama



1.     Pengertian Seni tari Drama
Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita. Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang kita amati itu”. Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah keindahan. Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
Kesejalanan yang dikembangkan berhubungan dengan konsep tari masih banyak diperdebatkan. Hal ini terbukti masih belum komplitnya pemahaman tari itu sendiri yang berkembang di masyarakat. Laju pertumbuhan tari memberi corak budaya yang lebih variatif, dinamis, dan sangat beragam intensitas pendalamannya. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ke depan tari menjadi semakin memiliki aura yang diharapkan digali terus menerus. Pernyataaan yang mendasar tentang ekspresi jiwa manusia menjadi salah satu kunci tari menjadi bagian kehidupan yang mungkin hingga waktu mendatang selalu menjadi tumpuhan perkembangannya.
Dalam konteks yang masih sama Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21). Lebih jauh lagi ditambahkan CurtSach bahwa tari merupakan gerak yang ritmis (CurtSach: 1978, 4).
Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat. Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.
2.    Unsur- unsur Tari Drama
Unsur Utama

a.    Gerak
Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif.
Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia. Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak aneh pun dapat merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen kedua yang juga sangat penting dalam tari.
Ada beberapa jenis gerak diantaranya gerak yang disadari dan diatur panjang pendek waktu pergantian disebut gerak Ritmis. Perubahan gerak dapat ketat longgar, mengalun bebas atau dalam keseimbangan disebut dengan  gerak dinamis. Sedangkan Gerak Aksen  adalah gerak dimana diantar pola-pola tertentu terdapat saat-saat yang menonjol, untuk lebih menarik perhatian penonton. Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi. Gerak murni adalah  gerak  dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu, yang dipentingkan factor keindahan gerak saja. Gerak maknawi dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif ). a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.
Tari merupakan komposisi gerak, berdasarkan bentuknya ada 2 jenis tari yaitu :
1.Tari Representasional yaitu tari yang menggambarkan sesuatu
secara jelas. Tari bersumber pada kehidupan sehari-hari.
Contoh: Tari perang, tari tani dll.
2.Tari Non Representasional yaitu tari yang idak menggambarkan
sesuatu, menekankan pada keindahan gerak semata.

b.    Tubuh
Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, oleh karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat dinikmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.
Tubuh dalam tari dibedakan menjadi bagian tubuh bagian luar yang terdiri dari badan, anggota badan atas,  anggota badan bawah.
 Badan terdiri atas bahu, dada, punggung, perut dan pinggul. Anggota badan atas terdiri dari, lengan atas, siku, lengan bawah dan tangan. Anggota badan bawah terdiri atas : paha, lutut, betis, dan kaki.  Tubuh bagian  dalam terdiri dari: hati, paru-paru,otot, tukang dan persendian.

c.    Ruang
Unsur ruang terdapat pada perlakuan melakukan bentuk-bentuk dan arah gerak disesuaikan dengan tuntutan kesesuaiannya baik dengan ruang pribadi maupun ruang umum. Ruang pribadi diartikan sebagai ungkapan gerak tubuh yang berkaitan dengan volume atau ukuran besar kecilnya atau terbuka dan tertutupnya gerak, level atau ukuran tinggi rendahnya posisi tubuh pada saat melakukan gerakan dalam keadaan ditempat. Ruang umumnya diartikan sebagai ungkapan gerak tubuh “ruang pribadi”, yang dilakukan berkesinambungan sehingga menimbulkan perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat lain, atau yang disebut arah hidup (arah bergerak). Ruang merupakan unsur tari yang memungkinkan terbentuknya berbagai variasi gerak. Ruang dapat dibedakan menjadi dua:
“ arah”  dapat membentuk disain lantai, sehingga penari  dapat bergerak kekiri dan ke kanan, ke belakanng dan sebagainya.
“ Tahapan” melalui disain  ini penari dapat membentuk level rendah  sedang  dan atas. Besar dan kecil yang  menggambarkan  karakter  penari tesebut.
d.    Naskah
Naskah merupakan catatan  himpunan bangunan komponen yang mendukung tercapainya penggarapan karya tari-dramatik atau non dramatic. Secara garis besar naskah drama tari dibagi menjadi:
Ø  Pembuka ( pengawit) yang isinya tari murni (ngelembar) yang berfungsi mengenalkan karakter peran baik melalui gerak, doalog dan lainya.
Ø  Isi ( pengawak) maksud cerita sudah mulai masuk, permasalahan awal sudah mulai masuk yang akan memulai konflik. Gerakan yang dipakai seudah dramtik, penuh makna.
Ø  Penutup ( pekaad) dalam penutup gerakan dramati masih dipakai yang menggambarkan nasib peran dalam cerita.
e.    Pemeranan
Pemeran atau actor dalam cerita adalah orang  yang mampu menghilangkan pribadinya kemudian memasukan dirinya dalam peran yang dibawakan. Actor dalam tari lebih tepat dikatakan “ penari” yang membedakan dengan pemeran lainya adalah cara membawakan atau penampilan ekspresis melalui media gerak ritmis. Yang harus diperhatikan oleh penari adalah,
·         Memiliki konsentrasi total
·         Peka Terhadap Irama
·         Gerak yang Jelas Dan Bersih
·         Penjiwaan

2.2.2    Unsur Penunjang

Tari-drama merupakan sesuatu yang kompleks, tidak bias berdiri sendiri tampa dukunagan seni lainya seperti:
a.    Iringan Atau Karawitan
·         Memberi irama atau membantu mengatur waktu
·         Member ilusi atau gambaran suasana
·         Membantu mempertegas ekspresi gerak( member dinamika)
·         Perangsang (bagi Penari) yang kadang-kadang menghilhami

b.    Tempat Pentas ( stage)
Maksud tempat pentas yaitu tempat atau ruang untuk pertujukan  atau pementasan. Membicarakan  tempat pentas tidak akan terlepas dari  hal pendukung lainya seperti dekorasi, sound system,  dan tata lampu.
·         Sifat tempat pentas
a.    Stage bersifat sementara, adalah tempat yang sebelunya bukan termasuk tempat pementasan contohnya jalan raya, halaman pura, tanah lapang. Namun tempat tersebut didekorasi sedemikan rupa sehingga menjadi tempat pentas yang indah, dan setelah pementasan berakhir tempat tersembut dikembalikan ke fungsi semula.
b.    Stageb bersifat semi permanen, adalah tempat yang dibangun mempunyai fungsi ganda, seperti bali banjar yang ukuranya disesuikan dengan kebutuhan.
c.    Stage yang bersifat permanan, adalah tempat yang dibangun memang khusus tempat pementasan kesenian contonya art center dan lain-lain , yang tata lampu , dekorasi, tempat penonoton, tempat pemain dibuat permanen.
·         Bentuk tempat pentas
a.    Arena, tempat pertunjukan diatas tanah/latai. Pemain dan penonton kedudukannya sejajar sama rendah, penonton ada disekelilingnya. 
b.    Proscenium, tempat mementasab teater barat yang bermula dari Romawi Yunianani salah satu cirinya adalah cara memisahkan antra pentas dan penonton. Pemain bisa berbuat leluasa tampa diganggu oleh penonton.  Kedudukan penonoton lebih rendah dari  pemain.
c.    Amphi theater, tempat pementasan baik terbuka maupun tertutup, kedudukn penonton lebih tinggi, tempat penonoton makin kebelakang makin tinggi. Penonton dapat menyaksiksn dari tiga arah.

·         Dekorasi
Pada masa akini dekorasi sudah jarang difungsikan karena ungkapan gerak, music sudah bias mengambarkan sussana drama. Ditinjau dari lokasi pementasan dekorasi dibedakan menjadi 2 yaitu indoor dan out door.
·         Tata Suara, adalah alat eletronik yang mampu menggerakan dan memperjelas suara-suara. Sound system dibedakan menjadi dua yaitu suara vocal adalah jenis sura yang berbentuk dialog, nyanyian, teriakan dan sebagainya. Suara instrument  suara yang datang dari alat music  yang memerlukan pengeras suara adalah  suara yang bunyinya lembut seperti suling atau rebab.
·         Tata Lampu.
Fungsi tata lampu adalah
a.    menerangi, ialah lampu untuk  membuat terang. Pengunaan lampu seperti ini disebut general illumination atau general lighit.
b.     menyinari, adalah cara mengunakan lampu untuk menerangi bagian-bagian tertentu dari pentas sehingga bagian-bagian panggung lainya menjadi tidak penting.
·      Tata hias dan busana
Tata hias penari harus sesuai dengan peran yang dibawakan. Ada tiga macam hias diantaranya:
a.    Hias jenis: mengubah pelaku laki-laki berperan menjadi peremuan atau sebalinya.
b.    Hias tokoh:  watak untuk membedakan tokoh  yang satu atau dengan laiinya.
c.    Hias usia: berfungsi untuk mengubah seseorang untuk menjadi orang lain yang berusia  lanjut.
Tata busaana segala sesuatu sandang yang digunakan dalam pentas, baik kelihatan  atau tidak asalkan memberika efek terhadap kostom luar. Fungsi busana  adalah:
a.    Membantu menghidupkan perwatakan pelaku,
b.    Mengindividualisasikan peranan.
c.    Member fasilitas dan membantu gerak pelaku.
d.    Membantu pembendaharaan gerak penari.
·         Cerita , yang perlu  diperhatiakn  bahwa bentuk-bentuk  penciptaan tari mempunyai latar belakang sastra Mahabarata, Ramayana, Panji, Legenda dan laian-lain, mempunyai ciri-ciri  sebagai berikut:
1.     Lebih mementingkan dramtik dari pada karakter.
2.    Gerak tarinya mengandung makna yang berhubungan dengan cerita.
3.    Kostum biasanya disesuaikan dengan tradisi yang sesuai dengan isi cerita.
4.    Mempunyai ikatan gerak.
5.    Karakter tarinya disesuaikan dengan karakter tokoh yang terdapat dalam cerita.
·          Tema, Suatu karya satra terwujud selalu dilandasi oleh seuatu renungan, dari renungan tersebut terpikirlah sebuah gagasan atau ide yang akan menjadi dasar atau lansadan  dari seuatu karya seni. Jadi ide ini merupakan proses rangsangan dari dalam maupaun luar dari dir seniman tersebut. Ide yang tercetus sekan-akan diekspresikan,yang merupakan peniruan dari  lingkungan sekitar.

  1. Klasifikasi Seni Tari Drama
Ø   Menurut fungsinya:
a.    Tarian sacral
Tarian ini lahir merupakan dampak dari aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemujaan dalam kepercayaannya yang bersifat magis dan sakral. Tari upacara merupakan tari yang paling tua, karena tarian ini telah muncul pada masa peradaban manusia masih primitif (sederhana), dimana manusia dijaman itu masih memiliki intelektual yang rendah dan masih memiliki keterbatasan kemampuan berpikir serta menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme. Kondisi tari upacara bila ditinjau dari segi koreografi, rias dan busananya, musik pengiring, tempat dan cara penyajiannya sangat sederhana, karena kita maklumi tarian upacara bukan bentuk tari hasil dari penataan khusus, akan tetapi hanya merupakan gerak-gerak spontan sebagai ekspresi dari gerak-gerik penyelenggaraan pemujaannya. Demikian pula rias dan busana, musik pengiring, tempat dan cara pementasannya sangat tergantung kepada tujuan dan kondisi dari penyelenggaraan upacaranya. Keindahan yang terlahir dari gerak-gerak yang sangat didukung oleh kekuatan ekspresi dan itme dalam penyampaian harapannya (tujuan dari pemujaannya). Bentuk tari upacara ini hidup dimana-mana di dunia ini, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya ada yang masih bertahan hidup, dikarenakan tarian tersebut masih relevan dengan kebutuhan masyarakatnya, dan banyak yang sudah punah dikarenakan sudah tidak relevan lagi dengan kondisi kehidupan masyarakatnya, atau bisa bertahan dikarenakan sudah beralih fungsi ke bentuk tari lain seperti menjadi tari hiburan atau pertunjukan.
b.    Taian Hiburan
Adapun yang termasuk tari-tarian hiburan, tari-tarian dimana titik berat tarian tersebut bukanlah keindahan, tetapi lebih pada segi hiburan, dan umumnya merupakan tarian pergaulan. Dalam tarian ini akan terlihat lebih mementingkan kepuasan pribadi (indivdu) pelakunya dan kepuasan bagi orang yang melihatnya (penonton), yang penting mereka bisa bergerak sepuasnya sesuai dengan alunan irama yang diikutinya  Bedasarkan seminar dilakukan oleh proyek pengembangan Kebudayan  daerah Bali  memutuskan fungsi jenis tari dibedakan menjadi tiga yaitu,
ü  Seni Tari Wali adalah segala jenis tari yang dilakukan di pura-pura dan tempat lainnya yang ada hubungan upacara agama.  Sebagai pelaksaan upcara upkara keagaman yang pada umun tidak membawkan lakon. Contonya tari rejang,  sanghyang,  baris, pendet.
ü  Seni Tari bebali adalah kelompok tari bali yang difungsikan sebagai  pengiring upacara dan upakara Agama baik dipura ataupun diluar pura yang pada umunya memiliki lakon. Contonya seni pewayangan, drama, topeng, dan gambuh.
ü  Seni tari Balih-Balihan adalah segala jenis tarai yang mempunyai unsur dan dasar seni tari  yang luhur yang tidak tergolong tari wali  dan tari bebali dikelompokana dalam kelompok ini.  Tari ini bias dipentaskan sewaktu-waktu. Contohnya adalah arja, prembon, joged.
Ø  Bentuk penyajian
a.    Tari Murni
Tari  murni juga disebut tari non dramatic, karena tidak ada hubunganya dengan cerita. Karena penyajiannya tidak berhunbungan dengan tari sebelumnya atau berkutnya, sering juga disebut tari lepas.

b.    Tari Drama
Trai drama ialah suatu pertujukan tari yang mengungkapkan  cerita  atau peristiwa  baik secara lengkap atau sebagian. Pertujukan ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu,drama tari tanpa dialog dan drama tari berdialog.
Ø  Pola Garapan/ Koreografi
a.    Tari Tradisional
tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangannya cukup lama, dan senantiasa berfikir pada pola-pola yang telah mentradisi. Tarian ini digolongkan atas tari tradisional Kerakyatan dan tari tradisional Bangsawan/Keraton/Klasik. Tari tradisional kerakyatan, yaitu tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Pada jaman feodal di Indonesia ditandai dengan munculnya kerajaan Hindu pada sekitar tahun 400 M. Mulai saat itu di Indonesia terdapat dua golongan masyarakat yaitu golongan Bangsawan dan Raja sebagai golongan kaya dan berkuasa, serta golongan rakyat jelata. Tari yang hidup di kalangan rakyat sesuai dengan kehidupan sosial masyarakatnya, masih sederhana dan banyak berpijak warisan seni tradisional. Faktor alam serta lingkungan dan agama/kepercayaan, sangat berpengaruh terhadap bentuk-bentuk seni tarinya. Sehingga tari tradisional kerakyatan sangat beraneka ragam sesuai dengankondisirakyat, alam dan agama/kepercayaannya. Tari tradisional Keraton/Bangsawan/Klasik, adalah tari yang semula berkembang di kalangan kerajaan dan bangsawan, telah mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki pula nilai tradisional. Tetapi tari tradisional belum tentu bernilai klasik, sebab tari klasik selain mempunyai ciri tradisional harus pula memiliki nilai artistik yang tinggi. Istilah klaserasal dari kataClassici, yaitu nama golongan masyarakat yang paling tinggi pada jaman Romawi Kuno. Bedasarkan tingkatan  nilai artistic, aturan-aturan yang ada didalanya, Susana dan pelaksanaanya dapt dipilah menjadi:
ü  Tari Primitif
ü  Tari Rakyat
ü  Tari Klasik

b.    Tari Kreasi Baru
Yang dimaksud dengan tari kreasi  adalah suatu bentuk garapan/karya tari setelahnya bentuk-bentuk tari tradisi hidup berkembang cukup lama di masyarakat. Bentuk tarian ini bermunculan sebagai ungkapan rasa bebas, mulai ada gejalanya setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebebasan ini mendorong pula kreativitas para seniman tari, setelahnya melihat/merasakan ada perubahan jaman dalam kehidupan masyarakatnya dan menjadikan motivasi untuk membuat karya-karya baru memenuhi kebutuhan jamannya.

Daftar pustaka:
Arcana, I Nyoman. 2010. Buku Ajar Seni Tari-Drama PGSD. Singaraja. Undiksha



 sumber gambar: memory kelas B/III PGSD Undiksha